Bacaan Alkitab dari Efesus 4:17-24
Efesus 4:24
“… dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Bacaan setahun : Mazmur 29; 1 Tesalonika 1; Yesaya 11-12
Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menyampaikan dasar-dasar kekristenan di pasal 1-3, lalu dia melanjutkan dengan bagaimana praktik kehidupan Kristen di pasal 4-6. Hal utama yang disampaikan adalah bahwa oleh penebusan Kristus, setiap orang percaya menjadi manusia baru, yaitu hidup yang diubahkan untuk seturut dengan kehendak Allah.
Orang yang sudah mengenal Tuhan tidak lagi hidup untuk memuaskan nafsu dan keinginan dosa. “…Janganlah hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah…” demikian Paulus menegaskan dalam ayat 17. Ciri-ciri manusia lama antara lain: pikirannya sia-sia, jauh dari persekutuan dengan Allah, hati yang degil, penuh hawa nafsu, melakukan hal-hal yang cemar (ayat 18-19). Ini adalah manusia lama yang masih terbelenggu dalam perbudakan dosa, yang hanya akan menghasilkan kebinasaan.
Semua perbuatan dan sikap hati yang tidak berkenan di hadapan Tuhan harus ditinggalkan. Manusia lama harus ditanggalkan dan diganti dengan manusia baru (ayat 22-24).
Bagaimana kita dapat mengalami perubahan dari manusia lama menjadi manusia baru? Kita perlu mendengar tentang Tuhan Yesus, belajar mengenal Dia, dan menerima pengajaran kebenaran (ayat 20-21). Mengenal Tuhan dan menerima pengajaran (firman-Nya) akan membuat kita dibaharui dalam roh dan pikiran kita (ayat 23).
Perubahan pola pikir/paradigma inilah yang akan membuat sikap dan tindakan kita berubah menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Roma 12:2 mengatakan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Sahabat, marilah kita hidup sebagai manusia baru, dengan hati dan pikiran yang sudah diperbaharui. Hati dan pikiran yang dipenuhi dengan kerinduan untuk hidup dalam perkenanan Tuhan. Saya percaya, dengan demikian sikap dan tidakan kita juga akan mencerminkan sikap dan tindakan Kristus. Tidak ada lagi keinginan dosa. Yang ada hanyalah sikap, pikiran, dan perbuatan yang menyukakan hati Tuhan. Haleluya!